Easy Drill and Easy Plant Bersama Silvator

Easy Drill and Easy Plant Bersama Silvator

Rehabilitasi sebagai upaya untuk menghijaukan kembali hutan dan lahan yang telah rusak bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Perencanaan rehabilitasi yang matang seringkali tidak selaras dengan pengaplikasiannya di lapangan, sehingga rehabilitasi ini membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan. Pembuatan lubang tanam merupakan salah satu pekerjaan yang tergolong berat dan membutuhkan waktu yang lama dalam upaya rehabilitasi, hal ini mengingat banyaknya jumlah lubang tanam yang harus dibuat dalam satuan areal yang luas. Hadirnya alat pelubang tanah bermotor diharapkan mampu meringankan pembuatan lubang tanam bagi para pekerja, namun sayangnya alat ini memiliki tingkat kenyamanan (ergonomis) dan safety yang rendah sehingga membahayakan penggunanya jika digunakan secara terus-menerus. Saat penggunaan, alat ini menghasilkan getaran yang tinggi sehingga menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah, selain itu alat ini juga menghasilkan suara bising yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran sementara hingga tuli permanen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi desain agar kegiatan pelubangan tanah ini menjadi lebih efisien, ergonomis, nyaman dan aman bagi pekerja. 

Berlandaskan pada permasalahan tersebut, lima mahasiswa IPB menciptakan sebuah inovasi baru modifikasi desain alat pelubang tanah bermotor yang bernama SILVATOR. Alat ini didesain agar dapat digunakan dengan lebih nyaman dan aman sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas pembuatan lubang tanam demi mengefektifkan waktu dalam upaya rehabilitasi.

Team Silvator yang diketuai oleh Bagas Adji Prabowo (mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan) dan 4 orang kawannya yaitu Wahyu Hartato dan Syifa Paxia Rinaldi (mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan) serta Mu’minah Mustaqimah dan Hendi Okta Kurniawan (mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian) merancang Silvator dengan tuas pengatur ketinggian, sehingga hanya dengan memutar tuas, pengguna dapat  menurunkan dan menaikkan auger pelubang dengan mudah. Silvator juga dilengkapi dengan rangka yang mudah diubah dan membentuk sudut tertentu sehingga dapat digunakan dalam lahan datar dan lahan miring. Selain itu, Silvator memiliki dua roda berban karet pada bagian depan dan roda fleksibel pada bagian belakang sehingga dapat dipastikan Silvator mudah untuk dipindahkan dari titik lubang tanam satu ke titik lubang tanam lainnya tanpa perlu bersusah payah mengangkat alat pelubang tanam. Silvator mampu melakukan perlubangan hingga diameter 20 cm dengan kedalaman 45 cm dari lahan kering hingga lahan berkerikil. Desain Silvator menjadikan getaran pada alat menjadi hampir tidak terasa (0,08 m/s2) dan tingkat kebisingan berkurang dari 6-9 dB menjadi 84-86 dB, sehingga alat ini aman untuk digunakan secara terus-menerus oleh penggunanya. Pengoperasian yang mudah menjadikan alat ini dapat digunakan oleh seluruh kalangan, mulai laki-laki atau perempuan dan remaja hingga orang dewasa. Dengan kata lain, Silvator memiliki kenyamanan (ergonomis) dan keamanan yang lebih tinggi untuk digunakan dibandingkan dengan alat pelubang tanah bermotor yang ada pada saat ini. Selain itu Silvator ini user friendly mudah dibawa, dipindah, dan dioperasikan hanya dengan hanya dengan 1 operator Silvator menorehkan prestasi pertamanya dengan terpilih sebagai peringkat pertama diantara 12 inovasi mahasiswa IPB dalam kompetisi Tanoto Student Research Award 2016 tingkat IPB. Prestasi Silvator tersebut diumumkan pada presentasi akhir Tanoto Student Research Award tingkat IPB tanggal 27 Desember 2016 di ruang sidang Auditorium Andi Hakim Nasution. Tanoto Student Research Award merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Tanoto bekerja sama dengan IPB untuk membentuk mahasiswa yang kreatif, inovatif dan berwawasan terbuka dalam bidang penelitian yang diselenggarakan dari bulan Juni hingga Desember 2016. Selanjutnya tim ini juga menjuarai Tanoto Student Research Award nasional yang diselenggarakan di kantor pusat Tanoto Foundation Jakarta pada Maret 2017.